Cambodia merupakan sebuah negara di Asia Tenggara yang menyimpan begitu
banyak penggalan, yang secara historis tak ternilai harganya. Seperti halnya
Indonesia dengan Candi Borobudur dan Prambanannya,
Cambodia terkenal dengan Angkor Wat yang begitu melegenda. Jika anda ingin
berkunjung ke Cambodia dan menyaksikan kemegahan Angkor Wat, simak dulu
beberapa tips berikut:
1. Rute
Ibu kota Cambodia adalah Phnom Penh sedangkan
Angkor Wat berada di Siem Reap yang membutuhkan 6 jam perjalanan darat dengan
menggunakan bus. Jadi, untuk menghemat waktu dan biaya, pikirkan rute mana yang
akan anda tempuh, apakah ke Siem Reap dulu atau ke Phnom Penh terlebih dahulu.
Untuk penerbangan, sepertinya belum ada
penerbangan langsung dari Indonesia ke Cambodia. Sebagian besar penerbangan ke
Cambodia memerlukan transit, yang umumnya di Singapore atau Kuala Lumpur. Jika
anda transit di Kuala Lumpur, anda dapat memilih rute Siem Reap ataupun Phnom
Penh. Karena kedua rute tersebut, disediakan oleh maskapai air asia yang waktu
itu saya tumpangi.
Untuk airport pickup service, sebagian besar
hotel menyediakan fasilitas tersebut, termasuk hotel-hotel kecil. Yang penting
dikonfirmasi pada saat pemesanan. Dan pastikan airport yang anda pilih 1 area
dengan hotel tempat anda menginap. Karena hotel di Siem Reap tidak akan
menyediakan fasilitas pick up untuk bandara di Phnom Penh.
2. Mata Uang
Mata uang resmi masyarakat Cambodia adalah Riel
dengan nilai sekitar 3 Rupiah. Jadi kalau mau mengkonversi ke Rupiah cukup
dikalikan 3 saja. Tapi sebagian besar masyarakat di Cambodia justru lebih
memilih menggunakan US Dollar. Jadi jika anda tidak membawa Riel, Dollarpun
tidak masalah.
3. Transportasi
Tuktuk masih merajai transportasi umum di
Cambodia. Bentuknya pun sama dengan Tuktuk yang biasa kita jumpai di Thailand. Bahkan,
Tuktuk di Cambodia kini mulai berkembang dengan bahan bakar berupa gas, buatan
India. Transportasi di negara ini memang agak semrawut, bahkan lebih parah dari
Indonesia. Jadi, berhati-hatilah di jalan. Sarana transportasi lain yang dapat
di pilih adalah bus. Ada bus umum murah, namun kondisinya kurang kondusif. Bus ini
biasa digunakan oleh masyarakat local yang notebene sangat jarang yang bisa
berbahasa inggris. Bus yang bagus digunakan adalah Giant Ibys atau Mekong
Express. Walau harganya lebih malah, namun service yang disediakan juga lebih
memuaskan. Ya, sebandinglah dengan harganya.
4. Tawar
Menawar
Negoasiasi merupakan hal yang wajar. Ketika keluar
dari bandara, aka nada banyak orang yang menawarkan anda jasa, terutama transportasi.
Taxi pada umunya memiliki fix price, jadi lebih aman. Sedangkan tuktuk, adalah
transportasi termurah, dengan catatan, tawarlah harganya dengan baik. Jangan sampai
tuktuk yang anda tumpangi lebih mahal dari taxi. Driver tuktuk juga biasanya
menerima bookingan. Jadi dia bisa melayani penumpang seberapa haripun penumpang
itu perlu, dan menunggu berapa lamapun si penumpang berkunjung di obyek-obyek
wisata. Bahkan, beberapa diantaranya juga bisa sekaligus menjadi guide yang
menjelaskan obyek-obyek yang dikunjungi di Cambodia. Sekali lagi, bernegosiasilah
dengan baik, agar bisa dapat harga yang sesuai dengan fasilitas yang diberikan.
5. Tiket Masuk
Berbicara masalah tiket masuk, anda bisa
browsing di berbagai situs perjalan untuk update terbaru harga dari masing-masing
obyek. Berbeda dengan obyek wisata di Indonesia yang tiketnya berkisar 20.000 –
40.000 rupiah, harga tiket masuk obyek wisata di Cambodia jauh lebih mahal lho.
Angkorwat misalnya, harga tiket masuk untuk single entrance berkisar 600.000 –
700.000. Killing Field di Phnom Penh
sekitar 200.000 rupiah. Harga-harga tersebut biasanya menggunakan US Dollar.
Jadi, sebaiknya persiapkan dulu kemana saja anda akan berkunjung, agar bisa
mengestimasi berapa budget yang anda perlukan untuk tiket masuk.
Satu hal yang juga perlu anda notice adalah kebersihan lingkungan. Jangan
kaget ketika anda tiba di Cambodia, dan pinggiran jalan penuh dengan sampah.
Kebersihan di Cambodia memang cukup kurang jika dibandingkan negara-negara
tetangganya termasuk Indonesia. Masyarakat disana terbiasa makan di emperan
toko dengan membuang tissue langsung ke bawah meja makan dan dibiarkan begitu
saja. Pemandangan tidak mengenakkan ini bisa dijumpai hampir di setiap sudut,
mulai dari pusat kota, hingga perbatasan antar negara. Namun, sebagai wisatawan
yang baik jangan ikut mengotori negara orang yaa.. Let’s keep the environment clean
by throwing your rubbish into the right place.
Comments
Post a Comment