PESIRAMAN BHUANA AMERTA - TEMPAT MELUKAT DI TABANAN


Halo sobat wisata, kali ini saya akan berbagi pengalaman saya melakukan penglukatan (pembersihan diri) di salah satu tempat melukat yang ada di Kabupaten Tabanan – Bali.

Pesiraman Bhuana Amerta, begitulah nama sebuah tempat suci yang berada di wilayah Banjar Tinungan, Desa Apuan, Kecamatan Baturiti, - Tabanan ini. Lokasinya sejatinya ada di perbatasan antara Baturiti dan Penebel. Hanya beberapa ratus meter ke arah barat, kita sudah sampai di persimpangan Pasar Senganan – Penebel.

Untuk mencapai lokasi pesiraman ini, pengunjung harus menuruni beberapa puluh anak tangga yang langsung membawa pengunjung ke natar luar pura. Di tempat ini, terdapat kamar ganti dan wantilan untuk menaruh perlengkapan yang dibawa. Pemangku memang tidak berada setiap saat di pura ini, namun pengunjung dapat melakukan aktivitas pengelukatan secara mandiri, karena telah disediakan petunjuk tentang tatacara melakukan penglukatan.

Intinya, sebelum melukat, tuntunya kita akan mengaturkan Pejati guna memohon izin melakukan penglukatan serta memohon agar Ida Betara yang berstana di pura tersebut, berkenan untuk melukat seluruh mala yang menyelemuti kita. Setelah melakukan persembahyangan, pengunjung akan diarahkan menuju sungai. Nah di pinggir sungai ini terdapat pancuran kecil untuk melakukan penglukatan pertama. Setelah memohon penglukatan di tempat ini, penglukatan kemudian dilakukan di kolam yang berada persis di sebelah pura. Pancuran pertama adalah pancuran tunggal yang berada di arah selatan, barulah kemudian dilanjutkan pada 5 pancuran yang ada di bagian utara.



Uniknya, dibalik 5 pancuran utama, terdapat sebuah tempat penglukatan yang ditutupi oleh batang kayu yang sangat besar, dan tempat ini dikhususkan bagi orang suci. Tata cara melakukan penglukatan di tempat ini tidak jauh berbeda dari tempat lainnya. Dimana masing-masing pancuran kita disarankan untuk berkumur terlebih dahulu sebanyak 3 kali, kemudian dilanjutkan dengan membasuh wajah sebanyak 9 kali, dan rambut sebanyak 7 kali.



Setelah selesai melakukan seluruh proses penglukatan, pemedek hendaknya kembali melakukan persembahyangan di pura guna menghaturkan terima kasih serta meminta Tirta Wangsuhpada sebelum akhirnya mepamit.




Pengalaman saya melukat di pura ini, saya merasa sedikit berbeda dengan apa yang saya rasakan di tempat lain. Memang kondisi saya saat itu kurang baik, dan masih terpengaruh oleh dunia Niskala. Setelah memohon penglukatan di pura ini, saya merasa badan saya begitu ringan, dan semua penat seakan sirna. Percaya atau tidak, pengalaman setiap orang mungkin berbeda, tergantung kondisi fisik, dan kepercayaan dari orang itu sendiri.

Semoga tulisan ini bisa memberikan alternatif tempat melukat bagi semeton yang hendak mengobati penyakit atau sekedar membersihkan diri. Suksma 😊

Comments